Perang Dagang AS-China Masih Bergulir, Ekonomi RI Bisa Apa?

Asian Development Bank (ADB) membuat revisi prediksi ekonominya untuk Indonesia tahun ini ke 5,1% dari mulanya 5,2%. Efek external jadi dampak pada prediksi perekonomian Indonesia, salah satunya kemelut perdagangan global di antara Amerika Serikat (AS)-China serta melemahnya momen perdagangan di beberapa negara penting dunia.

"Pemerintah butuh mencanangkan program reformasi perbaikan untuk menjaga perkembangan ekonomi," kata Country Director ADB Winfried F. Wicklein di The Plaza Office Tower, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Baca Juga : Pengertian Dongeng

Ia katakan, Indonesia tetap harus meneruskan Iangkah-Iangkah reformasi untuk menganekaragamkan perekonomiannya. Ini untuk mendapatkan kesempatan berkaitan pergantian rantai suplai global yang sekarang mulai berlangsung.

Didapati, terjadi pengalihan perdagangan dari China ke arah negara Iain di lokasi Asia yang sedang berkembang, seperti Vietnam serta Bangladesh. Karena itu Indonesia harus terus berbenah supaya bisa turut merampas investasi yang beralih haluan.

"Dibutuhkan investasi yang Iebih kuat untuk menggerakkan perkembangan, dengan konsentrasi pada daya saing serta peningkatan sdm jadi kuncinya," kata Winfried.

Meskipun begitu, investasi direncanakan selalu lebih baik mendekati akhir tahun, bersamaan dengan perkembangan pembangunan proyek-proyek strategis nasional. Pemotongan suku bunga referensi oleh Bank Indonesia (BI) belakangan ini berkesempatan memberi suntikan tenaga buat perkembangan credit.

Baca Juga : Dongeng Adalah

Dengan perbaikan pada beberapa peraturan berkaitan investasi, investasi swasta diinginkan lebih baik bersamaan dengan harapan beberapa kebijaksanaan reformasi baru untuk tingkatkan iklim usaha serta percepat modernisasi perekonomian.

Berbelanja customer diinginkan bisa menjaga perkembangan yang kuat pada tahun ini serta tahun kedepan, didukung oleh naiknya penghasilan rumah tangga, perkembangan lapangan kerja, serta inflasi yang rendah. Inflasi peluang akan konstan sebesar 3,2% tahun ini serta 3,3% pada 2020.

"Mengonsumsi yang kuat akan membuat Indonesia dapat melanjutkan perkembangan ekonominya baik tahun ini serta tahun kedepan," kata Winfried.